Thursday, October 09, 2003

Urgensi Tazkiyatun Nafs
Al-Ustadz 'Abdul Hasib Hasan, LC


--------------------------------------------------------------------------------

'Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah dan mentazkiyah (mensucikan)mereka dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Hikmah.� (QS.3:34)

Kita sering menyibukkan diri kita dengan kebersihan badan saja. Padahal Kebersihan jiwa jauh lebih penting dari pensucian badaniyah. Diantara pentingnya Tazkiyatun nafs atau pensucian hati adalah :

Pertama: prilaku dan perbuatan manusia sangat tergantung pada kondisi hati yang ada di dalam dirinya. Apabila hatinya bersih dan baik, prilakunya baik dan sebaliknya apabila hatinya kotor dan buruk prilakunya juga akan buruk. Rasulullah bersabda “ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada suatu organ (mudqoh), apabila ia baik, baiklah seluruh tubuhnya, apabila ia rusak, maka akan rusaklah seluruh tubuh it. Dan organ itu adalah hati.�

Jadi perbaikan diri dan perilaku kita harus dimulai dari dalam diri kita sendiri, dari hati kita. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu Nasib suatu kaum sehngga mereka apa yang ada dalam diri. Dan organ itu adalah hati�.(QS.13:11)

“hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berkatalah dengan kata yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki perbuatan-perbuatanmu dan mengampuni dosa-dosamu.�(QS.33:70)

Perhatikanlah ayat tersebut diatas, dimulai dengan iman, kedua dengan perintah bertakwa baru kemudian perintah yang ketiga berkata benar, keempat perbuatan-perbuatan akan membaik dan kelima dosa-dosa akan diampuni Allah. Iman dan takwa yang tempatnya di dalam hati merupakan faktor utama yang menentukan perilaku manusia sehingga mendorongnya untuk berkata benar dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Manakala semua ini dilakukan, Allah akan mentazkiah orang tersebut dengan mengampuni dosa-dosanya .

Kedua : dari penjelasan diatas dapat kita fahami betapa pentingnya tazkiyatun nafs tersebut. Kebersihan hati lebih penting dan lebih utama dari pada kebersihan fisik. Hati yang bersih akan melahirkan tubuh dan prilaku yang bersih dan sehat, tidak sebaliknya. Dan tidak selalu benar ungkapan yang mengatakan “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.�yang benar adalah “hati yang bersih dan sehat akan menampilkan perilaku dan akhlak yang bersih terpuji�

Allah SWTberfirman “sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat (mensucikan hatinya) dan mencintai orang-orang yang membersihkan dirinya (fisiknya).� Ayat ini mendahulukan hati dengan bertaubat seimbang kebersihan badan dari najis atau hadast. Ini sekaligus berarti kebersihan hati lebih urgent bila dibandingkan kebersihan badan.

Ketiga : dengan hati yang bersih, hidup manusia akan tenang, damai dan bahagia . sungguh beruntung orang yang membersihkan dirinya. Dan sungguh merugi orang yang mengotori dirinya. Kebahagian dan ketentraman ini bukan saja terletak pada kehidupan duniawi yang fana, tetapi hati yang bersih juga jaminan kebahagian ukhrowi yang kekal dan abadi. Pada hari kiamat nanti, anak-anak dan harta tidak bermanfaat lagi, kecuali yang datang menhadap ke Allah dengan hati yang bersih “wahai jiwa yang tentram, kembalilah kepada Rabbmu dengan sukarela dan diridhoi Allah, masuklah kedalam surga-Ku.�

Keempat : mengingat demikian urgentnya tazkiyatun nafs bagi kehidupan manusia, karenanya Nabi Ibrahim, kekasih Allah dan juga ikutan kita, secara khusus meminta kepada Allah agar mengutus Rasul diantara anak cucunya yang kelak akan berperang melakukan Tazkiah . “Wahai Rabb kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau. Dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan hikmah serta mentazkiyah (mensucikan mereka) (QS3.2:129)

Permohonan Nabi Ibrahim ini kemudian dikabulkan oleh Allah SWT dengan firman-Nya “sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka ayat-ayat Allah dan mentazkiyah (mensucikan) mereka dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan hikmah.� (QS.3:64)

Perhatikan antara do’a Nabi Ibrahim dan jawaban Allah SWT yang mengabulkan do’a tersebut. Pada do’a Nabi Ibrahim disebutkan pada urutan ketiga, urutan terakhirnya setelah membacakan (yasiu) dan mengajarkan (yuallim). Sedangkan dalam jawaban Allah yang mengabulakan do’a tersebut kata tazkiyah/mensucikan (yuzakki) ditempatkan pada posisi kedua setelah membacakan (yaslu), Bukan pada posisi ketiga dan ini menujukan bahwa tazkiyah demikian pentingnya sehingga harus ditarik pada posisi kedua.

Kelima ; ketika Allah SWT mengutus Rasulullah SAW, di jelaskan bahwa salah satu risalah utama beliau adalah tazkiyah .�Dialah yang mengutus kepada kamu yang buta huruf seorang Rasul (Muhammad SAW) diantara mereka yang membacakan ayat-ayat kepada mereka, mentazkiyah(mensucikan) mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah.� (QS. 62:2)

Dalam do’a yang sering beliau panjatkan ke hadirat Allah SWT juga berisi permintaan agar Allah membersihkan hatinya. “Ya Allah, berikanlah ketakwaan ke dalam hatiku dan bersihkanlah hati ini. Engkaulah sebaik-baik yang membersihkannya, Engkaulah pemeliharanya .� (HR. Muslim)

No comments: